tag:blogger.com,1999:blog-81179821345725784152024-03-13T23:22:40.166-07:00Karangan Bebaskarangan ini berisi cerita pribadi yang munkin bisa kalian baca atau untuk iseng semataAgusdiantohttp://www.blogger.com/profile/11731241068991864248noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-8117982134572578415.post-32338078760511775802011-03-04T03:51:00.001-08:002011-03-04T05:03:05.227-08:00Contoh karangan bebas<div class="Section1"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">PERTEMUAN</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Semua berawal ketika aku dan kakak berbelanja kesebuah toko buah dekat rumah disana kami membeli beberapa buah-buahan, dan tak lupa membeli satu keranjang penuh rambutan untuk adik-adik jalanan, kami senang dengan semua ini apalagi ketika kami menengok adik-adik jalanan yang setip hari mencari uang hanya untuk sesuap nasi, kami bersyukur karena kami masih diberi kesempatan untuk berbagi dengannya satu pelajaran yang dapat kami petik dari semua ini adalah kalau kita memandang sebelah mata mereka maka merekapun akan memandang sebelah mata diri kita, dengan begitu kita akan merasa hidup sendiri ditampat yang semakin lama semakin sempit dan sumpek karena pertumbuhan populasi manusia yang kian hari kian bertambah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Saat kami melewati beberapa toko kue ada satu kue yang membuat aku dan kakaku memandang secara miris yaitu kue tar yang ditaburi keju dan dilapisi coklat, kami sepakat untuk membelinya saat ini tapi apa mau dikata ternyata kue itu sudah ada pemiliknya, kami kecewa sekali karena tidak bisa membelikan sebuah kue kesukaan ibu itu, tapi kami tidak habis pikir dengan semua itu kami memutuskan untuk membeli dan memilih yang lain selain kue tar tadi tapi semuanya tak ada satupun yang dapat menggugah hati kita untuk mencari penggantinya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Satu hal yang dapat kita maknai dari kejadian ini adalah kalau segala sesuatu itu harus direncanakan baik itu membeli barang atau hanya sekedar jalan-jalan, aku jadi ingan perkataan neneku </div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">“kalau kamu mau pergi harus ada tujuan untuk apa kamu pergi”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Aku saat itu sangat yakin kalau orang yang memesan kue tadi sudah merencanakan setidaknya dua atau tiga hari sebelumnya, kami memutuskan untuk pulang dengan hanya membeli satu keranjang penuh buah rambutan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat kami tiba dirumah kami meminta maaf pada ibu dan nenek kalau kami tidak membeli kue tar yang sangat disukai oleh mereka, aku berharap suatu hari nanti aku dapat membelikan kue tar untuk nenek dan ibu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sesaat setelah kami keluarkan semua barang belanjaan kami aku terpikir satu hal kalau aku mesih punya janji dengan seorang teman untuk menemaninya kesebuah pertemuan pesta aku dengan tergesa-gesa sesegera mungkin mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih rapi, dan untungnya teman aku masih setia menunggu aku disana.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku beruntung karena mempunyai teman yang baik seperti dia, oh iya dari tadi aku belum memperkenalkan diri aku, panggil saja aku “Windu” aku saat ini masih bersekolah di salah satu sekolah swasta di Jakarta dan nama kakaku “Wanda” itu nama terindah yang diberikan orang tua kami pada kami, satu lagi aku punya sepupu namanya gabungan dari nama kami berdua ia “Winda” memang semua orang beranggapan kalau kami bertiga itu kakak adik, tapi semuanya baru sadar kalau hanya aku dan Wanda saja yang kakak adik dan Winda gadis cantik yang kini masih menginjak kelas dua SMA di Jakarta.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat ini kami berkumpul bersama, karena ada reunian keluarga semua keluarga datang dari berbagai penjuru ada dari pulau-pulau di Indonesia bahkan ada dari negara dimana nenek moyang kami berasal yaitu China, ya kami semua warga keturunan tiong hoa jadi teman-teman sering menejek aku dengan julukan simata kodok kerena mata aku yang sipit menyerupai kodok.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat ini aku sedang berada disebuah pesta bersama dengan temanku tadi oh ya nama temanku “Joni” itu hanya sebuah nama panggilan kami saja sebenarnya namanya “John Topani”, keren kan nama temanku ada kata John nya kayak orang dari luar negeri padahal ia berasal dari Garut, ya masih sepupuan sama kambing, dengan rambutnya yang kribo semakin menguatkan teman barunya kalau dia berasal dari Garut, kami berdua sepakat untuk tidak meninggalkan tepat pesta sebelum jam 12 malam, kalau dipikir kami kayak sinderela yang berubah jadi pria dan kehilangan salah satu giginya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pagi ini cuaca cerah sekali hijau daun pepohonan seakan melambangkan betapa sejuknya kota ini, tanpa asap dari kenalpot mobil dan motor yang hilir mudik kesana kemari, andaikan setiap saat setiap waktu udara menghembus kerongga dada sesejuk ini betapa bahagianya semua warga kalau itu sampai terjadi, tapi kita sebagai warga negara yang baik harus menjaga dan melestarikan lingkungan yang ada di sekitar kita dengan begitu udara segar dapat kita hirup dengan leluasa tanpa ada gangguan yang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku berangkat meninggalkan rumah kira-kira pukul 7 pagi karena sekolah ku tidak terlalu jauh maka aku berangkat jam segini, aku disana bertemu dengan teman-temanku sekarang aku jelasin ya keadaan sekolah ku </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">“ Pertama <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: keadaan disini sangat menyenangkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kedua<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>: banyak guru-guru yang berjalan kesana kemari.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ketiga<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>: tidak semua siswa yang setatusnya tidak jomblo.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -78.0pt;">Keempat<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: semua siswa mentaati peraturan sekolah 1. tidak boleh pacaran ketika pelajaran berlangsung, 2. perhatikan guru bila sedang menerangkan materi terkecuali guru yang kiler (galak/tegas) 3. jangan rebut/ganggu kalau ada yang sedang pe de ka te, itulah peraturan kelas yang kami buat atas persetujuan ketua osis.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kelima<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>: kalau tidak punya pacar maka intropeksi diri loe.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Itu hanya salah satu keadaan sekolah dari 200 keadaan yang belum aku tuliskan, kalau di tulis kalian akan bosan untuk membaca cerita ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hal pertama yang aku lakukan di sekolah adalah belajar dengan sungguh-sungguh, tapi semua temanku yang statusnya bukan jomblo kayak aku, bilang kalau aku harus I n t r o p e k s I diri agar tidak selamanya menjomblo.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah aku menyadari kalau harus intropeksi diri maka aku memutuskan untuk mencari seorang pacar yang dapat membuat imez jomblo Gue tumbang dengan adanya pacar maka akan terasa nikmatnya dunia tanpa batas ini. Setahun, duatahun aku menunggu belum juga mendapatkannya sampai akhirnya, pada suatu hari ketika sedang jalan-jalan keluar rumah aku bertemu dengan seorang gadis cantik yang ketika itu dia sedang membeli bunga, ditoko saya membeli bunga juga, tapi saya tidak berani berkenalan dengannya karna saya masih takut dengan yang namanya wanita. Karna belakangan ini saya sering bertemu dengannya, akhirnya memberanikan diri untuk berkenalan dengannya, tapi apa mau dikata tanggapannya terhadapku sinis sekali, dia seakan tidak mau kenal dengan aku, tapi aku tidak putus asa untuk berkenalannya dengannya dengan situasi dan tempat yang mendukung akhirnya dia mau juga berkenalan dengan aku ini, dengan wajah gembira akhirnya dapat juga berkenalan dengan yang namanya wanita karna sudah hampir 17 tahun saya paling anti dengan yang namanya berkenlaan dengan wanita, tapi kali ini saya berani berkenalan dengan yang namanya wanita itu sebuah kemajuan bagiku dengan begitu akan mempermudah aku untuk mendapatkan seorang wanita yang selama ini aku impi-impikan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sudah satu minggu aku tidak bertemu lagi dengannya hanya bayang-bayang dialah yang selalu teringat dikepala aku, sampai suatu hari aku bertemu kembali dengannya dia digandeng oleh seorang cowok kekar dengan tampang sangar dan berjalan tegak, aku jadi takut untuk menyapanya karna dari kabar yang aku dengar dari penjual bunga kalau dia sering datang kesini dengan cowok yang aku ceritakan tadi, dan ternyata firastku banar kalau dia adalah pacarnya, tapi aku tidak patah semangat untuk mandapatkan dia, hari demi hari dia semakin menjauhiku hingga aku terpukul dan sakit hati aku berusaha melupakan dia tapi bayangan dia selalu teringat dibenak ku, setelah satu tahun tidak bertemu dengannya, aku kembalimembuka diri lagi untuk mencoba mencintai yang lain, dan ternyata itu berhasil.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ceritanya ketika aku sedang membeli bunga ditoko yang sama aku bertemu dengan seorang wanita yang lebih baik dari wanita yang aku kagumi dahulu, aku langsung berkenalan dengannya, dan dia menanggapi perkenalanku secara serius dia berkata </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Hai… , kamu pelayan disini ?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Oh….. , bukan aku bukan pelayan disini, tapi apa ada yang bisa saya Bantu “</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Tidak, saya hanya bercanda’</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ahh… , kamu ini bercandanya bikin orang kehabisan akal, oh ya nama kamu siapa?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Apa perlu aku katakan nama aku!!!, tapi baiklah nama aku Charol, panggil saja aku Caca!!. Kamu siapa?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Panggil saja aku Windu”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Nama yang bagus”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Oh ya kamu sekarang mau kemana ? barang kali saja kita pulangnya satu arah!!.”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Aku tinggal di Kemang”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Wah!!!!...... kita kebetulan sekali ya aku juga tinggal disana, kalau gitu kita pulang sama-sama?”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Baik… , tapi aku beli bunga dulu ya!”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -90.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ok deh, aku tunggu di depan.”</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Setelah melewati dan menyusuri jalanan akhirnya kami sampai juga di rumahnya Caca, Ca aku pamit dulu ya! Sampai ketemu lagi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat ini jam menunjukan jam 09.00 Wib, aku bangun tidur dan ketika melihat keatas, aku melihat sebuah awan pagi yang menyerupai kelinci, aku membayangkan andai saja aku bisa terbang aku akan memeluk awan itu dengan begitu erat, aku pagi ini berangkat kesebuah gelanggang olah raga kerena ini hari minggu, aku tiap hari minggu aku rutin untuk oleh raga digelanggang olah raga. Tak disangka aku disana ketemu kembali dengan Caca, kali ini dia kelihatan cantik sekali memakai baju warna putih aku saat itu hampir tidak mengenali Caca, tapi dia menyapa dan aku terheran-heran apa benar aku ketemu kembali dengan Caca, setelah lama memandang akhirnya aku mengenali juga kalau dia memang Caca, setelah berbincang cukup lama aku memutuskan untuk pulang duluan tapi Caca tak mau aku pulang duluan, dia meminta aku untuk menemaninya lari keliling ruangan, aku mengikuti maunya setelah keliling ada sekitar 10 keliling kami berlari sampai kaki ini rasanya mati rasa dan tak sanggup lagi untuk berjalan. Sudah dua hari setelah kami bertemu diGOR aku tak bertemu lagi dengan dia, sekarang kami pulang bersama tanpa ada rasa apa-apa namun setelah sampai dirumahnya Caca aku teringat dengan yang dititipkan kakak untuk membeli sebuah barang ditoko swalayan aku bergegas pergi untuk membeli barang tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah mendapatkan apa yang aku perlukan aku bergegas kambali untuk pulang dan ternyata kakak sudah menunggu dengan barang titipannya, mau tahu apa barang titipannya yaitu sebuah ikan air tawar I kilo, ya dia suka sekali dengan ikan itu dan tak lama kemudian ibu datang dengan membawa oleh –oleh dari paris yaitu jam tangan. Aku sangat senang sekali dengan hadiah yang di bawakan oleh ibu.</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><div align="right"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: blue; font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tamat...</span></b></div><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: blue; font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: auto;" /> </span></b> <br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: blue; font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: auto;" /> </span></b> <br />
<div align="center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: blue; font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Petemuan yang mengesankan</span></span></b></div><div align="center"><br />
</div><div align="center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: blue; font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> </span><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: auto;" /> </span></b> </div></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">Semua berawal ketika seorang pemuda datang menghampiri seorang gadis desa yang sedang mencuci baju ditepian sungai kala itu si gadis sedang asik mencuci pakaian, tiba-tiba saja pakaian si gadis itu hanyut dan terbawa oleh arus sungai hingga berkilo-kilo meter jauhnya. Seorang pemuda tadi datang menghampiri si gadis yang sedang menangis karena pakaian yang tadi ia cuci semuanya hanyut kesungai dan tak atahu apa yang akan terjadi bila ia ditanya ibunya, dia ketakutan sekali bila pakaian itu tidak ditemukan kembali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dengan gesit seorang pemuda mengejar pakaian yang hanyut tadi dengan semampunya ia berlari dan kemudian semuanya pun terjadi, seorang pemuda meloncat kearah air terjun dan sesegera mungkin mengambil satu persatu pakaian yang hanyut tadi. Karena pertemuan itulah si pemuda dan si gadis berkenalan dan saling tukar no telepon, hari demi hari dilalui pemuda itu dan tak lama kemudian si gadis pun memberi respon pada si pemuda itu dan akhirnya mereka jadian dan memutuskan untuk menjadi pacar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dua bulan telah berlalu si pemuda mulai menampakkan sifat buruknya mulai dari sering mabuk-mabukan hingga sering main judi, oh iya tadi diatas aku belum memperkenalkan siapa gadis dan siapa pemuda, gadis bernama (Raisa/Isa) dan pemuda (Joko), dan lokasi ini berada di pulau Jawa <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>itulah nama pelaku dan lokasi dalam cerita ini baik kita lanjutkan kembali ceritanya; saat Isa mengetahui kalau pacaranya itu suka sekali mabuk-mabukan dan main judi Isa jadi takut, kalau-kalau Joko berbuat semena-mena terhadap dirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Satu minggu setelah kejadaian itu Isa mencari kembali pemuda itu namun tak menemukannya, setelah kebingungan mencari Joko maka Isa pun putus asa karena tak menemukan Joko, namun tak lama kemudian ada seorang pemuda yang datang menghampiri Isa dan mengajaknya berkenalan dan akhirnya mereka berteman baik. Setelah beberapa lama pada akhirnya Joko datang menghampiri Isa namun Isa masih tak mau menyapa Joko karena Joko sudah meninggalkan Isa tanpa memberi tahu pergi kemana, tapi setelah mendapat penjelasan yang cukup jelas akhirnya Isa dapat menerima alasan itu. Hari menjelang malam Isa meminta pamit pulang karena takut dimarahi oleh ibunya kalau pulang malam, oh saya belum memberi tahu siapa orang yang berkenalan dengan Isa tadi namanya adalah “Dito” atau masyarakat sekitar menyebutnya “Ato” dia dengan Ato sudah dua bulan berhubungan baik, selama dua bulan itulah Ato dan Isa sering mengobrol bareng tapi lama kelamaan tumbuh juga rasa saling ketertarikan antara keduanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ato dan Isa menjalani hubungan dengan berlandaskan persahabatan tapi, setelah Isa menerima kembali Joko, Isa pergi meninggalkan Ato yang sudah menghiburnya selama dua bulan belakangan ini, Ato sangat terpukul ketika Isa pergi meninggalkan dia tanpa alasan yang tidak masuk akal. Isa pergi dengan Joko untuk meresmikan hubungan mereka yang sudah mereka rajut dengan sebaik mungkin, tapi Isa tidak tahu bagaimana keadaan Ato yang sudah menemaninya selama dua bulan itu sepertinya Isa sudah tidak perduli lagi dengan keadaan Ato yang sudah ia kenal baik itu. Ato merasa sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Isa, tapi setelah difikir dengan masak-masak ternyata perbuatan yang dilakukan Isa itu ada benarnya juga karena dengan begitu Isa dapat memberikan kesempatan untuk Ato agar mendapatkan wanita yang lebih baik dari dia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah pergi dua bulan akhirnya Isa pulang kedesa dengan keadaan yang bahagia karena mereka sekarang sudah menikah, dan Joko kini sudah berubah sudah tidak suka mabuk-mabukan lagi, Ato datang manghampiri Isa kebetulan Ato juga lagi ada didesa karena ia sedang liburan dirumah neneknya. Isa menyambut Ato dengan baik begitu pula dengan Joko yang kini sudah berubah dan dapat menghargai Isa sebagai istri yang sangat disayanginya, Ato berkata pada Isa……..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Saya ikut bahagia dengan kalian berdua, akhirnya kalian menikah juga” saat Ato mengucapkan itu Ato tidak sadar dengan airmata yang menetes dipipinya, Ato tidak bisa membendung rasa sedihnya karena ia tidak bisa mandapatkan Isa, tapi Ato sadar bahwa masih banyak Isa-isa yang lain dan lebih baik dari Isa yang sekarang ia kenal itu. Dua tahun telah berlalu Ato pergi ke Amerika untuk menyelesikan studynya di negeri peman sam itu, setelah Ato kembali kedesa semuanya telah berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat Ato pergi ke sungai Ato melihat ada seorang wanita cantik yang sedang membawa keranjang cucian Ato berniat untuk berkenalan namun itu tak terjadi karena Ato kecebur sungai dan wanita itu tak melihat Ato yang tercebur kesungai, hari berikutnya Ato kembali kesungai dengan harapan bertemu kembali dengan wanita cantik yang kemarin tapi semuanya sia-sia wanita itu tak muncul-muncul juga, sudah dua jam Ato menunggu wanita cantik itu tapi yang ada hanya keranjang yang selalu dibawa wanita itu saja, Ato jadi bingung dengan apa yang terjadi kemarin apa mungkin itu wanita asli atau hanya halusinasi Ato saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hari keduapun berlanjut Ato, bertemu dengan wanita itu dan disaat itu pula Ato langsung berkenalan dengan wanita itu dengan penuh rasa penasaran Ato menanyakan siapa namanya wanita itu menjawab dengan wajah agak malu-malu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Nama saya Nina, kamu siapa N tinggal dimana?”, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">Ato menjawab “namaku Anto tapi orang-orang sering memanggilku dengan kata Ato, aku tinggal tak jauh dari sini!, kamu tinggal dimana?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Rumah aku juga tak jauh dari sini, rumah aku diujung jalan sini”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Nin apa aku boleh main kerumah kamu?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Oh tentu saja tapi kalau mau kerumah aku jangan malam-malam, karena aku takut sama ibu tiri aku”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">Dua jam berlalu begitu cepat, Ato pamit untuk pulang karena ia baru ingat kalau ia belum makan pagi, Nina pun mengucapkan salam“hati-hati ya dijalan” “Ok! Nin jangan hawatir” Ato pergi pulang kerumah dengan perasaan senang karena sudah tahu nama wanita cantik itu dan itu bukan sebuah mimpi belaka, sesampainya dirumaha Ato tidak lekas makan tapi dia masih membayangkan betapa cantiknya wanita itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Isa dan suaminya hidup bahagia dengan didampingi oleh dua orang anak hasil buah cinta mereka berdua, saat bercanda gurau dengan suaminya Isa teringat dengan Ato yang dulu pernah menjadi teman sejatinya, dia bertanya pada suaminya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">” Pak apa bapak masing ingat dengan Ato?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">“ Ya, bapak masih ingat <st1:state w:st="on">kan</st1:state> yang membuat hubungan kita menjadi baik, karena dia <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place> bu”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">“ Ya pak, sekarang dia dimana ya? Dia <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place> belum bertemu dengan kita sudah dua tahun dia pergi!”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">“ Sudahlah Bu ntar juga kalau ada jodoh kita akan ketemu kembali denganmya!”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Satu minggu dari percakapan tadi, tiba-tiba dengan tidak sengaja Ato melintas dihadapan Isa dengan suaminya itu, dengan rasa agak ragu Ato coba menyapa kedua orang tadi dan tak disangka-sangka ternyata memang benar kalau mereka berdua itu adalah Isa dengan suaminya yang ia kenala dulu, tapi Ato bingung dengan dua anak kecil yang mirip sekali dengannya, apa dia anak dari Isa ? kalau pun benar kenapa dia mirip dengan aku, tak mirip dengan ayahnya yang tampak sangar itu, dengan penuh rasa sedih Ato dan suami Isa berpelukan dengan begitu eratnya, dan Isa merasa senang sekali karena Ato ada dihadapannya sekarang, mereka akhirnya berbincang-bincang dengan begitu gembiranya karena bisa bertemu kembali, Ato berkata…</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Ini seperti mimpi aku dapat bertemu dengan kalian kembali”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Ya, Ato kami juga serasa mimpi bisa bertemu kembali dengan kamu ?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“ Oh, ya tadi anak kecil itu anak kalian bukan?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -81.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ya, itu anak kami tapi aku aneh kenapa anak aku itu tak ada yang mirip dengan aku satu pun, apa mungkin karena Isa selalu memikirkan kamu saat mengandung anak kami itu ?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sudah-sudah gak usah dipermasahkan lagi yang penting kita sudah bertemu dengan orang yang sangat berperan sekali dalam hubungan kita pak, Ato baru ingat dengan janji ia dengan Nina dengan tergesa-gesa Ato pamit dari keluarga bahagia itu, dengan sekuat tenaga Ato lari dari rumah Isa menuju rumah Nina, kira-kira jarak antara keduanya 5 kilo meter, dengan kaki sudah lemas Ato terus berlari dengan penuh tanggung jawab ia langsung meminta maaf pada Nina karena ia datang telat, tapi Nina begitu baik hati dengan penuh rasa tenang Nina menjawab “ sudah tidak apa-apa aku bisa mengerti dengan kamu, kamu sudah berusaha datang kemari tepat waktu.”, Nin sekali lagi maafkan aku ya aku tadi mampir dulu dirumah teman soalnya aku sudah dua tahun lamanya tak bertemu jadinya aku berbincang-bincang sebentar! Kamu tidak apa-apa <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place> Nin aku datangnya telat!, sudah-sudah kamu jangan merasa bersalah seperti itu aku sudah memaafkan kamu kok!, makasih Nin kamu memang ornag yang paling baik, pasti eruntung sekali yang menjadi suami kamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dua jam [ercaka[an berlangsung hari sudah semakin sore akhirnya Ato pamit unatuk pulang, karena dia takut kemalaman di jalan. Nin aku pulang dulu ya! Besok sore aku kesini lagi bolehkan!, ya tentu boleh besok aku tunggu kamu jam 3 sore ingat jangan telat lagi! Ok nin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat perjalanan pulang Ato mampir lagi kerumah Isa disana ternyata yang ada hanya anak-anak saja aku tidak tahu kemana bapaknya pergi mungkin dia lagi keluar mencari makanan aku tidak berani bertanya pada Isa karena takut salah ngomong, dalam sela-sela percakapan kami aku bertanya pada Isa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Isa aku boleh bertanya sama kamu ?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Kamu mau tanya apa, kayaknya penting!”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ah, enggak aku hanya ingin tahu saja kenapa anak-anak kamu mirip aku?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Euh.ueh, sebenarnya mereka itu adalah anak kamu!”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Maksud kamu apa Isa bicara seperti itu?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ya!, masa kamu lupa <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place> dua tahun yang lalu kita pernah melakukan hubungan suami istri “</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Trus kenapa kamu ga bilang sama aku kalau kamu saat itu sedang hamil anak aku”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Aku takut kamu marah dengan perbuatan kita”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Sudah-sudah sekarang kamu kansudah menikah sama Joko jadi rahasia ini hanya menjadi rahasia kita berdua saja”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Baiklah aku pegang janji kamu Ato”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Oh, ya isa sudah malam aku harus buru-buru pulang nih takut nenek cari-cari aku”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ Ya sudah kamu hati-hati dijalannya”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ salam saja buat suami kamu”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ ya nanti aku sampaikan”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kala itu aku sangat merasa bersalah sekali karena aku tega-teganya meninggalkan Isa yang pada waktu itu sedang mengandung anak aku, darah daging ku. Sesamapinya dirumah aku menagis sekuat tenaga menahan rasa bersalah aku pada isa, karena aku sudah menelantarkan dia selama dua tahun lamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saat ini aku sudah bahagia hidup membangun sebuah keluarga yang harmonis dengan Nina, ternyata Nina dapat menerima semuanya dan dia tidak menolak kalau nanti Isa memberikan anak itu kepada kami, aku bersyukur sekali bisa memiliki istri sebaik dan seteguh Nina, Ya tuhan terima kasih karena engkau sudah memberikan pendamping hidup yang begitu sayang pada keluarganya. Aku mengucapkan terima kasih kepada sekuanya yang sudah mendunkung aku….. wasalam sekian cerita ini lain kali aku sambung lagi………………………</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;">Dibawah guyuran hujan yang begitu lebat ada seorang anak manusia yang berlarian terpontang panting mencari tempat untuk berteduh dengan disinari bulan purnama yang keluar setelah hujan itu reda akhirnya mereka memutuskan untuk meneruaskan kembali perjalanan mereka, dua minggu setelah kejadian itu tanpa mereka duga mereka bertemu kembali dengan wajah yang nampak bingung mereka akhirnya bertegur sapa juga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ketika mereka akan bersama-sama untuk berangkat sekolah mereka saling tukar no telephon mereka dana setelah kejadian itu mereka akhirnya berteman juga, sudah dua bulan mereka saling berkomuniksi dan mereka memutuskan untuk bertemu disuatu tempat yang cukup romantis untuk orang yang pacaran. Tapi ternyata salah satu dari mereka berhalangana hadir karena ada kepantingan yang tidak dapat ia tinggalkan dengan begitu saja, setelah mengalami kejadian itu akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu lagi dilain kesempatan. Tanpa disangka dan diduga ternyata mereka bertemu disebuah pesta yang diadakan oleh salah satu dari teman mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Oh iya aku belum memperkenalkan siapa pemeran diatas baiklah dimulai dari cowo yang bernama Dimaz dan cewek namanya Livi mereka berdua disudutkan pada sebuah masalah yang sama, mereka dipertemukan dibawa guyuran hujan dan diterangi oleh bulan purnama karena mereka berdua adalah salaha satu pasangan yang akan memenangkan hadiah pesta yang diadakan oleh salah seorang dari teman mereka itu.</span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><div align="right"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> <span style="color: red;">Tamat..</span> </span></span></div><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 5.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"><span style="color: #bf9000;"> cerita / bab selanjutnya tunggu di postingan berikutnya....</span></span></span></div>Agusdiantohttp://www.blogger.com/profile/11731241068991864248noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8117982134572578415.post-82796877562800164402011-03-04T03:47:00.000-08:002011-03-04T03:47:12.921-08:00membuat karangan itu mudahYang harus diperhatuikan dalam membuat sebuah karangan kalian harus mengimajinasikan sesuatu hal yang kalian anggap itu perlu untuk kalian tuliskan :<br />
1. Buatlah jiwa kalian se Rileks mungkin<br />
2. Cari tema yang tidak akan memberatkan kalian dalam mencari kata / kalimatnya nanti<br />
3. Jangan terpengaruh dengan karya orang<br />
4. Percaya diri adalah modal paling penting dalam menciptakan sebuah karyaAgusdiantohttp://www.blogger.com/profile/11731241068991864248noreply@blogger.com0